Senin, 23 April 2012

UNTUK SEBUAH NAMA


Untuk sebuah nama yang selalu dihatiku
Kenangan itu terlalu manis tuk dilupakan
Namun pahit tuk dikenangkan
Terjebak dipersimpangan cinta dan logika

Kesetiaan ku kubaktikan
Pada penantian yang entah kapan jadi kenyataan
Hanya harap yang bisa ku lakukan
Dengan mimpi yang masih ku genggam

Untuk sebuah nama yang membuatku bodoh
Cinta memang aneh
Logika kadang selalu nyeleneh
Buat aku selalu meleleh
Walau akhirnya kadang harus luka dan berdarah

Aku yang terus berharap
Aku yang terlupakan
Aku yang terus menanti
Aku yang ditinggalkan

Untuk sebuah nama yang penuh arti dihati
 Apa yang kupunya masih sama
Apa yang ku damba masih sama
Pernah kucoba berharap pada pengganti
Namun apadaya hati hanya kau yang memiliki

Untuk sebuah nama yang melukai hati
Bawa aku kembali datang engkau kemari
 Lekas kita mulai lagi lupakan kesakitan hati
Aku rela dicaci aku rela mati
Atas keangkuhanku menanti hati yang dulu kau ambil kembali
Dalam sakit dalam luka bersama duka
Namun aku tetap menanti sebuah nama yang membuatku berarti kembali

Sepenggal cerita di Musim gugur


Semusim sudah kulewati tanpa dirimu
Laksana daun yang berguguran dari ranting itu
Asa ku pun lunglai terkulai lemas melayang  terbawa angin
Terik  jiwa kurasa
Haus raga  akan hadirnya rasa itu lagi
Haus akan hadirnya penyejuk jiwaku
Pelepas dahaga cintaku
Kering sekeliling ku lihat dahan pun  gundul takada hijaunya daun menghiasi
Kicau burung tak lagi ku dengar
Kesendirian sahabat karibku
Kesedihan teman akrabku
Aku di sini menanti hujan itu datang lagi
Hujan yang menumbuhkan daun – daun hijau diranting itu
Hujan yang menghilangkan dahaga
Hujan yang melenyapkan gersang
Hujan yang menghayutkan keputusasaan
Hujan yang menyuburkan kembali semanagat itu
Akan kunanti  walau harus kutunggu semusim lagi

GADIS MANIS BERKERUDUNG MERAH

Sedetik ku tertegun dalam kesendiriran
Burung – burung pipit terbanglah menjauh
Kabarkan pada awan cerita ini
Aku merindu lagi
Pada gadis manis berkrudung merah

Semua sungai ingin kususuri
Semua bukit akan kudaki
Semua padang belantara akan ku tempuh
Harus kutemukan lagi
Sebutir cintaku yg dulu pernah hilang ditelan dusta

Kapankah akan ku dengar lagi tawa kecil bibirmu
Kapankah akan ku liat lg wajah manis dirimu
Kini tinggal menunggu angin keberuntungan berhembus lagi
Sempurnalah segalanya

Bidadari berhati Iblis


Bagai iblis yang terjebak dalam tubuh bidadari
Menjebak, menjerat kemudian menjatuhkan dalam lembah neraka
Aku tertipu senyummu aku tegoda sentuhan mu
Kemudian kau hempaskan aku hingga tulangku remuk tak berbentuk


Yang kau jebak itu cintaku, yang kau tipu itu hatiku
Puaskan hatimu menyikasa ku puaskan tawamu melihat deritaku
Berhasil niatmu membuatku terjatuh dalam hatimu
Bahkna ku terjatuh terlampau dalam hingga susah payah ku kembali bangkit ke permukaan
Sempurna ingin mu hancurkan ku hingga kini tertatih kukumpulakan puing asaku lagi


Hina cintaku hina ingin ku berubah kini
Cumbuku serapahku
Hingga saat ku tutup mata tutup telinga
Merdekalah hidupku tenangkan jiwaku sejahtera batin ku
Mentari  enyahkan iblis dari hatiku hapus bidadari dari mataku


A moment to remember


Sebelum kau benar – benar pergi
Biarkan aku tuliskan semua tentang mu
Hanya agar aku tetap mrasakan hadir mu
Di jiwaku di hidupku


Bersama kisah itu engkau hadir
Bersama kenangan itu engkau hidup
Bersama gelap senja engkau pergi
Bersama pekat malam engkau menghilang


Hanya dingin yang tersisa dari mu
Hanya mimpi yang teringat dari mu
Hujan menghanyutkanmu
Petir menghanguskan mu


Tak perlu lagi ada air mata
Takperiu lagi ada duka
Walau suatu saat kau akan melupakanku
Karena jiwa kita telah menyatu